9th April 2015
Di beranda salah satu kamar Uday Samudra Leisure Beach Hotel dan Spa yang disediakan Kerala Blog Express saya duduk bersantai. Hamparan rumput hijau berhias beberapa tanaman kelapa dan deretan tanaman berbunga terbentang dihadapan saya. Burung-burung Gagak hilir mudik melintas terbang di atasnya, sesekali turun dan hinggap di atas daun kelapa atau rerumputan. Bagai oase, pemandangan ini menjadi pelepas lelah setelah dua puluh delapan jam menempuh perjalanan panjang dari Indonesia menuju Kerala.
Uday Samudra Leisure Beach Hotel and Spa ini dapat ditempuh dengan perjalanan sekitar 30 menit dari Trivandrum International Airport. Letaknya yang langsung berada di pinggir pantai menghadirkan suasana pantai yang khas, tanah berpasir, udara yang hangat, aroma laut dan deburan ombak yang diselingi cericit burung-burung kecil dan pekik Gagak. Area lobby yang luas membuat pengunjung hotel bebas memilih sudut mana yang akan digunakan untuk bersantai. Fasilitas jaringan internet tanpa kabel (wifi) tersedia di areal ini dengan kecepatan yang mumpuni untuk melakukan aktivitas di internet. Saya dan teman-teman travel blogger peserta Kerala Blog Express 2 sering duduk-duduk bersama di area ini, baik untuk sekedar berbincang, berkomunikasi dengan keluarga atau kolega di tanah air, dan tentu saja menulis pengalaman kami selama di blog dan berbagai sosial media.
Didominasi dengan cat kamar berwarna merah bata yang kontras dengan hijaunya rerumputan dan material yang didominasi dari kayu, menghadirkan suasana yang hangat khas iklim tropis. Di beberapa sudut halaman, tanaman kelapa menguatkan kesan tersebut, begitu pun tanaman Bougenvil yang sedang berbunga terlihat menjuntai dari teras-teras kamar yang terletak di lantai dua. Meski pohon kelapa dan berbagai jenis tanaman lain yang saya temui di hari pertama saya berada di Kerala ini adalah tanaman yang biasa saya temui di Indonesia, namun kehadiran berbagai burung-burung yang hidup bebas di sini menjadi pemandangan yang tidak biasa bagi saya.
Sejauh yang saya alami selama ini, burung-burung liar dan indah baru bisa saya nikmati di kebun binatang, di dalam sangkar atau di dalam sebuah area konservasi khusus. Namun di sini, berbagai jenis burung hidup bebas sedemikian harmonis dengan kehidupan manusia tanpa harus berada di dalam sangkar atau di dalam wilayah konservasi. Kehadiran burung-burung ini justru jadi pertanda bahwa alam Kerala demikian terjaga hingga menjadi habitat yang baik bagi burung-burung ini. Ini juga menjadi indikator bahwa penduduk Kerala berhasil menjaga keseimbangan alam hingga manusia dan hewan-hewan ini dapat hidup berdampingan dengan harmonis dalam lingkungan yang sama.
Tersedia dua buah kolam renang berukuran besar yang terletak di tengah-tengah areal hotel. Dua kolam renang ini dipisahkan oleh restoran yang memiliki halaman rumput hijau yang menyejukkan mata. Acara makan pun menjadi kegiatan yang menyenangkan sambil memandangi taman yang asri. Terkadang pihak hotel menyediakan meja di tengah taman ini pada malam hari untuk memanjakan pengunjung yang ingin menikmati suasana makan malam yang romantis berhias lilin dan bintang-bintang di langit dan suara deru ombak dari kejauhan.
Salah satu kolam renang berada di bagian depan tak jauh dari lobby hotel dan ruang duduk, sedangkan yang satu berada di belakang hotel yang berbatasan langsung dengan pinggir pantai. Pengunjung bebas memilih ingin berenang di kolam air tawar atau langsung bersentuhan dengan air laut dan pasir pantai dengan berjalan sedikit ke arah pantai. Saya sempat menikmati pantai di belakang hotel Uday Samudra ini, baik pada pagi hari maupun pada sore hari untuk menikmati suasana matahari tenggelam. Di pagi hari, saya hanya ingin menikmati geliat pagi penduduk setempat yang memulai aktivitasnya dan melihat para nelayan yang merapatkan perahunya ke pantai setelah mencari ikan semalaman.
Berenang di pantai yang sering di sebut dengan Kovalam Beach, memang lebih asik dinikmati sambil menanti mentari menghilang di balik horison. Meski ombaknya terasa cukup kuat menghempas saat pecah di tepi pantai, namun pantai ini landai dan aman untuk dinikmati sambil berayun-ayun bersama gelombang. Selain itu, pasirnya lembut dan berwarna kecoklatan serta tak berkarang membuat telapak kaki saya terasa sangat nyaman menelusuri pinggiran pantai tanpa alas kaki. Penduduk setempat pun sangat ramah, saya menyempatkan diri berbincang-bincang dengan beberapa orang dari mereka di suatu pagi sebelum saya meninggalkan hotel. Dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajah, mereka melayani obrolan saya dengan hangat pagi itu, hingga tak terasa matahari semakin tinggi.
Akhirnya, saya pun harus meninggalkan hotel dan melanjutkan perjalanan ke tempat lain di Kerala. Namun kesan hangat dan bersahabat telah singgah di hati saya. Pekik Burung Gagak dengan suaranya yang parau kini berubah bagai senandung, diiringi suara debur ombak keduanya menjelma menjadi musik alam. Sebuah nyanyian dari samudra.