12th February 2016
Temen-temen, masih ingat nggak beberapa waktu lalu aku sempat membuat tulisan permohonan dukungan atas partisipasiku di Kerala Blog Express? Sedikit kilas balik bagi yang lupa, Kerala Blog Exppress adalah ajang kompetisi dan berkumpulnya blogger dunia yang diselenggarakan oleh Kerala Tourism. Jadi, bagi blogger yang terpilih, akan diundang untuk mengunjungi provinsi Kerala selama 2 minggu.
Selain memperhatikan performa blog, salah satu poin penilaian dari kompetisi ini adalah dibutuhkannya dukungan dari banyak orang dalam bentuk pemungutan suara/voting. Proses votingnya sendiri telah berakhir tanggal 3 Januari lalu (diperpanjang 3 hari yang sebelumnya sampai tanggal 31 Desember 2015). Aku sendiri, karena baru ikutan mendaftar menjelang due date, hanya punya waktu kurang lebih 2 minggu untuk menggalang dukungan.
Ada banyak cerita seru mengenai proses penggalangan dukungan itu 🙂 makanya, gak ada salahnya aku bagikan melalui tulisan ini. Secara ya, sebagian pembaca blog ini juga turut andil dalam memberikan dukungan.
Oh ya, nih beneran loh ya. Aku itu sebetulnya males banget ikutan lomba yang sistem penjuriannya voting gini. Selain aku bukan seleb yang banyak pengikutnya di sosial media (Seperti seleb nganu. Masalah followernya bot itu urusan belakangan), aku juga sebetulnya agak segan minta bantuan sama banyak orang walaupun itu sekadar ngasih ‘like’ doang. Hiks, masih males kalau ingat pernah ikutan kompetisi The Big Blog Exchangeyang ternyata zonk.
Tapi, berkat ‘kompor’ dari beberapa orang, terutama mbak Puspita Lie dan 2 pemenang Kerala Blog Express terdahulu –mas Aldi dan mbak Donna, aku akhirnya memberanikan diri untuk ikutan.
“Yalah, nothing to lose aja Yan,” begitu pikirku dulu.
Walaupun sebetulnya, aku itu orangnya lumayan kompetitif. Aku bukan tipe orang yang kalau sudah terjun tapi basahnya nanggung. Kalau mau basah, ya basah aja sekalian hehehe. Jadi, poin pentingnya adalah, apakah aku siap #NgemisVote? Setelah dipikir secara matang beberapa waktu, maka makin mantaplah aku.
Aku lantas mendaftar di situs keralablogexpess.com. Gampang saja, tinggal menginput data diri dan link akun sosial media yang aku punya.
Idealnya sih begitu mendaftar, hanya butuh 24 jam sebelum pendaftaranku di approve dan muncullah aku dalam “bursa” pemungutan suara 🙂 sayangnya, seminggu lebih aku tunggu kok profilku belum muncul juga ya di daftar kontestan kompetisinya. Hiks, apa ada yang salah? Di sisi lain, para blogger seleb makin banyak yang ikutan. Aku makin jiper dong kakak 🙂
Setelah konsultasi ke salah satu blogger seleb –sebut saja namanya Alid Abdul, ternyata problemku adalah link sosial media yang aku input tidak sesuai format yang mereka inginkan. Sayangnya, setelah diperbaiki kok ya masih saja nggak muncul ya. Itu sudah 10 hari dari saat pertama aku mendaftar. Huaaa, kayaknya beneran gak jodoh ini sama Kerala.
Sebagai langkah terakhir, aku lantas mengontak panitia melalui pesan di fan page mereka. Pesan yang aku kirim hanya dibaca namun tidak direspon. Untunglah, setelah ditunggu sekitar sehari, akhirnya aku mendapatkan jawaban : “Dear Haryadi, Greetings from Kerala Tourism, Your profile for Kerala Blog Express has been approved, here is the direct link for your profile….”
“Oh okay, saatnya #NgemisVote dimulai,” batinku lagi.
Oh ya, hastag #NgemisVote aku sering gunakan saat meminta dukungan ke banyak orang. Aku lantas memikirkan strategi-strategi untuk menggalang dukungan. Dan ini dia beberapa hal yang aku lakukan dalam saat mengumpulkan voting. Seru, lucu bahkan sebel bercampur jadi satu. Semua itu akan aku jelaskan di bawah ini ya.
Tulisan berjudul “Menyibak Trauma dengan Kembali ke India. Ada yang Mau Ikut?” inilah yang aku maksudkan. Inti dari tulisannya sih sebagai permohonan bantuan untuk memberikan voting terhadap aku. Di sana juga tertaut link yang digunakan untuk memberikan voting. Tujuan lain dari tulisan itu adalah sebagai bentuk keseriusanku dalam mengikuti kompetisi ini. Ya, sebagai bentuk penilaian juga sih dan agar jadi rekam jejak saat tim Kerala Blog Express melakukan penilaian.
Selain itu, link tulisan itulah yang aku sebarkan ke akun sosial mediaku agar makin banyak yang baca dan dukung. Belakangan aku sadari bahwa cara ini tidak begitu efektif. Ada cara yang lebih efektif lainnya yang dapat aku gunakan, yakni melalui media gambar.
Awalnya aku menggunakan fotoku sendiri sebagai meme. “Ya mumpung pernah ke India, kan? Ketimbangnyomot gambar di internet, mending pakai foto sendiri,” pikirku dulu.
Beberapa gambar keindahan Utara India aku pilih. Gambar-gambar ini aku tambahi tulisan dan aku sebarkan di akun facebook dan twitterku.
“Yan, kalau bisa pilih gambar Kerala saja untuk dibikin meme,” tulis mbak Donna melalui pesan FB. Menurut mbak Donna, tujuan Kerala Tourism mendatangkanl puluhan blogger adalah untuk semakin memperkenalkan keindahan Selatan India. Pariwisata di India sejauh ini memang didominasi oleh utara saja.
Wah betul banget. Untung saja aku diingatkan oleh mbak Donna.
“Kalau mau pakai fotoku silakan saja. Atau pakai saja foto-fotonya Kerala Tourism,” saran mbak Donna lagi.
Aha benar juga ya! Akhirnya aku memakai foto Kerala Tourism atau juga foto lain di google. Yang terpenting adalah aku tidak lupa menyebutkan sumber fotonya. Ini adalah contoh lain meme yang aku buat.
Mumpung udah pernah ke India dan tulisan mengenai India masih banyak sekali yang belum aku buat, makanya belakangan aku sangat gencar menulis tentang India. Sebetulnya agak gamang juga sih. Sempat terpikir di benakku, “jangan-jangan, karena udah pernah ke India maka kesempatan menang akan diberikan ke orang lain.”
Tapi, aku juga berpikir positifnya dengan menganggap panitia Kerala Tourism akan memprioritaskan aku karena semangat mempromosikan negaranya (walaupun baru sisi utara-nya saja). Ah sudahlah, yang penting tulis sajalah dulu ya. Mengenai hasil akhirnya kan kembali ke panitia Kerala Blog Express. Yang penting udah berusaha dengan maksimal, toh?
Tak lupa, di akhir masing-masing tulisan mengenai India, aku tuliskan link votingnya. Link-link ini aku hapus pasca waktu penutupan pemungutan suara berakhir. Jadi, jika kalian membaca kumpulan tulisanku mengenaiIndia sekarang, sudah tidak ada lagi link permohonan votingnya.
Tulisan-tulisan mengenai India itu aku sebar ke beberapa grup perjalanan (tentu saja yang memperbolehkan menyebarkan link, perhatikan pinned post yang biasanya berisi tata tertib grup tersebut). Ada tulisan yang mendapatkan perhatian cukup tinggi dari anggota grup sehingga dibagikan puluhan orang, ada juga yang biasa-biasa saja, bahkan yang like thread-nya pun sedikit. Gakpapa, namanya juga usaha, kan?
Tiap kali membagikan tulisan ke grup perjalanan, perolehan suara ikutan terdongkrak. Pikirku, satu tulisan yang aku bagikan mendapatkan dukungan 10 voting aja udah lumayan, kan? Makanya, periode pemungutan suara yang hanya tinggal 2 minggu sebelum berakhir aku manfaatkan dengan baik. Senangnya saat ada komen-komen pembaca baru di blog yang menuliskan, “aku udah bantu vote ya! semoga berhasil!” Yeay!
“Dulu mbak Donna dapet berapa suara mbak?” tanyaku.
“Sekitar 670-an suara, Yan.”
Wow banyak banget! Saat itu, suaraku bahkan mencapai 200 suara. Dan itu saja rasanya udah ngap-ngapan buat mendapatkannya.
“Jangan lupa di inbox satu-satu, Yan,” saran mbak Donna.
Inbox…. Ya cara ini belum aku lakukan. Aku meminta dukungan ke orang-orang yang nampak online (baru update status misalnya) dengan cara me-mention namanya ke postinganku di FB. Alhamdulillah sebagian besar merespon permohonanku. Yang cuek? Ya pasti adalah. Tapi ya biasa saja, namanya juga aku minta tolong, kan? Kalau ada yang nggak mau nolong tidak apa-apa.
Nah, saking banyaknya orang yang aku summon, facebook menganggap itu tindakan spam sehingga aku dihukum tidak bisa mention satupun teman. Hukuman yang biasanya berlaku selama 24 jam ini menjadi seminggu lebih di detik-detik penutupan voting. Huaaaa… jadi aku sama sekali tidak dapat mention teman-temanku.
“Itu masih mending, bahkan ada yang dihukum nggak bisa komen sama sekali,” ujar teman yang lain. Btw, sedikit tips dari Deddy si pemilik blog DentistChef, jika tidak mau dihukum sama FB, maka dalam satu kolom komen maksimal mention 9 orang saja. Oalah, aku baru tahu pasca kena hukuman.
Jika sudah begitu mulailah aku mengirimkan pesan satu persatu. Itupun dengan membuka histori pesanku yang sudah ada. Itupun tidak semua ya. Orang-orang yang bahkan cuek sama permohonanku di kompetisi The Big Blog Exchange dulu nggak aku kirimi pesan lagi. Alhamdulillah, cara ini efektif sekali. Sebagian besar teman merespon saat dikirimi pesan. Ada yang langsung sigap memberikan voting (bahkan dengan memperlihatkan bukti votingnya) ada juga yang minta diingatkan lagi karena berada di jalan atau paket internet habis hehe.
Yang baca pesannya namun tidak merespon juga banyak 🙂 sekali lagi, nggak perlu berkecil hati (ibaratnya : cukup tahu aja hahaha), namanya juga minta tolong, kan? Atau siapa tahu udah vote tapi nggak sempat balas pesan aja. Lucunya, ada yang sudah di mention lalu aku tetap kirimi pesan.
“Kan sudah di mention kemarin, Yan?” ujar mereka.
Hahaha oalah malunya. Belum lagi yang juga ikutan kedobel kena mention juga di twitter. Tapi untung ya mereka semua baik, nggak ada yang marah karena hal itu. (kalau ada yang lantas unfollowed di twitter, ya bisa jadi sih hihi, aku anggap itu risikonya.)
Awalnya aku agak sangsi terhadap twitter. Pertama, jumlah followerku nggak banyak. Kedua, sebagian besar follower di twitter ya juga temanku di FB.
“Hayo di twit, Yan, nanti kita bantu RT,” sahut beberapa temen.
Dan, mulailah aku nge-twit dengan memakai meme yang aku buat. Wah ternyata yang merespon lumayan juga (hehe walau lebih banyak yang cuek sih, aku rapopo). Yang bikin salut itu beberapa teman bahkan bantu RT berulang kali. Mana yang bantu RT seleb semua, aku kecipratan tenar lah hahaha. Syukur-syukur ada yang mau bantu voting. Dan memang ada sih, Alhamdulillah.
Walaupun kontak pertemananku di BBM (Blackberry Messenger) tidak begitu banyak, namun permohonan bantuan juga aku sebarkan melalui pesan di BBM. Beruntungnya aku yang hidup di keluarga besar. Beberapa tante dan sepupu dengan sukarela (stt, diancam dikitlah hahaha) membiarkan handphone-nya aku bajak hahaha.
Salah seorang tante yang kontaknya hampir 1000 orang (sebagian besar, temannya itu tante-tante sosialita hwhwhw), aku jadikan sasaran broadcast message. Yeaay, yang merespon lumayan juga. Senangnyaaaa. Belum lagi sepupu-sepupu yang bersedia menyebarkan ke daftar kontak mereka.
“Tenang bang, temen satu kantor adek sudah adek paksa voting semua,” ujar salah satu sepupuku yang tinggal di Belitong sana.
Hahaha, lumayan banget dah pokoknya! Temen-temen adekku di rumah juga aku “paksa” buat voting. Untungnya mereka semua nurut hwhwhw.
Beberapa hari sebelum penutupan voting, kebetulan salah satu sepupuku mengadakan syukuran kelahiran anaknya. Aku, yang biasanya males kondangan (terlebih ke acara keluarga. Kenapa? Tahulah ya hahahaha) semangat untuk datang. Tak lain tak bukan untuk membajak lebih banyak handphone keluarga besar yang hadir. Hahaha niat banget pokoknya. Karena ya itu tadi, kepalang basah, kan?
“Kalau menang jangan lupa oleh-oleh ya!”
Begitu biasanya mereka bilang. Dih, belom apa-apa sudah nodong hahahaha.
“Iya, oleh-olehnya nanti dibagiin di blog dalam bentuk cerita ya.”
Lalu, muncullah wajah-wajah manyun itu. -ngakak.
* * *
Itulah, intinya segala macam usaha aku lakukan demi mendapat dukungan. Pokoknya usaha semampunya dulu. Jika sudah begitu, hasilnya sih biar Allah yang tentukan. Tak di sangka, aku yang awalnya ngerasa nggak mungkin bisa menyaingi hasil perolehan mbak Donna, eh ternyata di akhir masa voting jumlah suara yang aku peroleh itu sejumlah 727 suara! Huaaa Alhamdulillah.
Posisi paling bagus yang pernah aku capai itu 15 besar dunia. Namun, di masa perpanjangan waktu, beberapa blogger dari negara lain melaju dengan sangat pesat. Aku bahkan memantau ada 1 blogger dari Eropa sana yang mendapatkan 200 suara dalam waktu 1 jam. Dia yang awalnya berada di luar 30 besar, langsung melesat ke posisi 5 dunia. Wow!
Lucunya lagi, pasca penutupan voting, sistemnya tidak terblok secara penuh. Link voting yang terdapat di daftar kontestan sudah hilang, namun ternyata masih ada beberapa temanku yang dapat memberikan suara (mereka ini yang baru kebaca inbox yang aku kirim) sehingga perolehan suaraku bertambah jadi 741 suara, setidaknya itu angka terakhir yang kulihat hingga kemudian sistem terblok sempurna.
Terima kasih…
Terima kasih ya kepada semua teman yang sudah berkenan mendukungku. Bahkan banyak sekali teman tak hanya memberikan dukungan suara secara pribadi, tapi juga ikut bantu menyebarkan link votingku. Dukungan yang kalian berikan sangat berarti dan karena dukungan tersebut, InsyaAllah aku akan berangkat ke ke Kerala selama 2 minggu terhitung tanggal 13 Februari hingga tanggal 2 Maret nanti.
“Jadi kamu berangkat ke Kerala, Yan?”
Ya… aku terpilih sebagai salah satu blogger yang diundang ke Kerala. 🙂 Alhamdulillah. Jelas aku tidak dapat membalas semua kebaikan kalian (please jangan minta oleh-oleh ya hehe, 700 orang euy! Oleh-olehnya cerita di blog aja ya). Semoga Allah Swt membalas kebaikan kalian dengan rezeki melipah berlipat ganda. Amin.
Tolong doakan perjalananku nanti lancar dan dapat membawa nama Indonesia dengan baik.
Bismillah, perjalanan akan segera dimulai…semoga kegiatan di sana nanti bisa sama atau bahkan lebih seru lagi dari Kerala Blog Express 2.
India, bersiap menyambutku kembali ya 🙂
Catatan : Semua foto diambil dari Fanpage Kerala Tourism